Perlunya Designated Driver di Indonesia

Belakangan ini sedang viral di Indonesia mengenai pengemudi yang diketahui mabuk mengendarai mobilnya hingga menabrak pengguna GrabWheels hingga tewas di sekitar kawasan FX Sudirman.

Tentunya kejadian DUI (Driving Under Influence) ini bukan kali pertama terjadi di Jakarta, mulai dari mobilnya yang masuk selokan sampai menabrak orang hingga meninggal.

Seperti biasa banyak netizen yang berkomentar, salah satunya yang cukup menarik perhatian saya adalah cuitan ini:

Oke jam 3 pagi main grabwheels mungkin agak aneh menurut saya, tapi saya tidak akan pernah bisa paham dan memaklumi pengemudi yang ngebut di jalan raya dalam kota apalagi sampai mabuk.

Lalu kalau mabuk bagaimana? Solusinya simpel, pulang pakai taksi atau saat berangkat siapkan designated driver. lah apa itu?

Designated driver adalah seseorang (baik itu teman, pacar atau siapapun) yang menemani kita saat kita hendak minum atau bermabuk dia, seseorang yang ditunjuk sebagai designated driver tidak boleh mabuk, biasanya dia hanya minum softdrink untuk menemani yang lainnya.

Saat kuliah dulu, saya adalah salah satu orang yang selalu ditunjuk sebagai designated driver, karena memang saya tidak terlalu suka minum, kenapa tidak pakai taksi? Karena teman saya ini kalau mabuk suka sampai muntah dan supir taksi tentunya tidak suka itu, haha.. Terlebih mereka kadang selalu mengajak saya entah untuk jadi teman ngobrol atau apapun.

Setelah selesai bermabuk ria, tibalah giliran saya yang harus membawa mereka ke mobil dan antar ke rumah mereka, salah satu tidak enaknya jadi designated driver adalah saat di jalan pasti kendaraan yang saya kemudikan di-stop polisi, dan mereka memeriksa apakah saya mabuk atau tidak dan hukuman untuk DUI di Rusia cukup tinggi. Setelah itu biasanya saya selalu diajak bermalam di rumahnya, karena tidak mungkin saya pulang sendiri di tengah malam.

Bagaimana dengan di Indonesia? Mereka masih bisa mengemudi dengan alasan “cuma satu botol doang kok” atau apalah itu atau kalau mereka datang bergerombol, ya semuanya ikut minum.

Designated driver di Indonesia mungkin agak susah diterapkan, karena biasanya mereka yang datang ke bar, pasti untuk mabuk, dan mereka yang tidak suka mabuk, pasti tidak mau datang ke tempat itu.

3 thoughts on “Perlunya Designated Driver di Indonesia”

  1. Setuju. Kebiasaan mabuk sebagian besar org Indonesia beda dg yg di luar, Di Thailand, orang minum ya buat fun bukan buat beringas. Di Thailand juga sering kutemui ada 1 temen yang sengaja gk minum ya memang buat anter2 pulang…

    Kecuali yg anak2 muda baru2 mabuk, ya serombongan KO semua

  2. saya baru ada istilah designated driver itu, baru kepikiran malah. memang ada benarnya juga, kalau mabuk ya jangan nyetir, selain membahayakan diri sendiri, tentu orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.