Review: Sony HDR-AS50 Action Cam

Pernah dengar Action cam? Atau Sport cam? Ya, kamera jenis ini semakin menjamur belakangan ini. Di Indonesia, kamera jenis ini didominasi oleh JaPro GoPro, bahkan sebutan “GoPro” sendiri bagi sebagian kalangan sudah menjadi sebutan default untuk sebuah action cam, jadi, jangan heran kalau ada percakapan seperti ini:

“Eh, aku beli GoPro merek ABC loh di Mangga Dua, hasilnya keren walaupun murah”

Perusahaan yang memproduksi action cam ini tidak cuma GoPro dengan seri HERO-nya, Garmin pun membuat kamera jenis ini dengan seri VIRB-nya, Tomcat TomTom dengan Bandit-nya, dan Sony dengan seri Action Cam-nya.

Karena saya termasuk golongan anti mainstream maka saya iseng-iseng memilih action cam dengan merk Sony, dan berikut adalah review Sony HDR AS50 Action Cam.

Seri Action Cam-nya Sony memang agak berbeda dengan seri action cam lainnya, dimulai dari entry level seri AS20, sampai dengan seri tertingginya X1000V yang mampu merekam format 4K. dan HDR AS50 ini berada di tengah-tengah, sekalipun harganya terbilang cukup murah.

Dengan harga €210, anda sudah dapat action cam yang sanggup merekam dengan resolusi 1080p/60fps, waterproof sampai kedalaman 60 meter, dan electronic image stabilisation.

Sony HDR AS50 Action Cam ini tidak seperti action cam lainnya yang berbentuk kotak, desain kamera ini memanjang, layaknya sebuah camcorder atau handy cam. Menurut saya, dengan desain seperti ini tangan kita akan nyaman saat merekam menggunakan kamera ini, sayangnya, sejauh ini, mounting yang tersedia tidak sebanyak GoPro.

Sebagai action cam tentunya syarat utama kamera ini harus tahan banting, maka dari itu terdapat case  untuk melindungi kamera itu sendiri, case ini shock-proof, dust and sand resistant, dan juga aman untuk digunakan menyelam sampai kedalaman 60 meter kurang lebih selama 30 menit, dan yang saya suka, case ini bersifat removable, artinya bisa dilepas saat saya tidak ingin menggunakannya.

Terdapat LCD kecil dan beberapa tombol dalam kamera ini, yang membuat pengoperasian kamera ini sangat mudah, dan LCD kecilnya sendiri cukup informatif, bahkan terdapat 3 LED (terletak di bawah lensa, di atas body, dan di belakang body) yang akan menyala saat kamera ini merekam.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa mounting kamera ini tidak sebanyak GoPro, tapi kamera ini kompatibel dangan seluruh tongsis :D karena masih menggunakan dudukan 1/4 inch.

Untuk konektivitasnya, tersedia port Micro USB untuk keperluan pengisian daya dan transfer data, sayangnya, kamera ini tidak memiliki output HDMI maupun mikrofon eksternal, kamera ini juga tidak memiliki media penyimpanan internal, sehingga anda harus menyiapkan penyimpakan eksternal berupa MicroSD ataupun Sony M2 Memory Sticks.

Di samping itu, kamera ini memiliki fitur Wi-Fi dan Bluetooth yang dapat disambungkan ke smartphone yang berfungsi sebagai viewfinder, ataupun edit video langsung dari smartphone, memang setelah saya coba ada sedikit delay, tapi masih dalam tahap wajar, saya sendiri kurang begitu suka menghubungkan kamera ini ke smartphone, namanya juga action cam, “rekam sekarang, review belakangan” :D

Sony menyematkan lensa Zeiss Tessar ke dalam  kamera ini, salah satu kelebihan kamera ini yaitu terdapat fitur SteadyShotelectronic image stabilisation ala handycam Sony, yang menurut saya biasa-biasa saja :D

Kamera ini sendiri mampu menangkap video hingga mencapai resolusi 1080p 60fps, untuk frame rate, kamera ini bisa mencapai 120fps asalkan resolusi diturunkan menjadi 720p, codec video yang di-support kamera ini adalah XAVC S dan standar MP4, untuk kamera foto, resolusi maksimalnya adalah 12 megapiksel, dengan fixed focus.

Sayangnya, setelah membeli kamera ini, saya tidak bisa melakukan editing video, karena netbook jelek saya tidak kuat untuk melakukan editing, hahaha…

Bagaimana dengan hasilnya? Saya pakai kamera ini saat berada di Kazan, Rusia, dengan kondisi bersalju dan tidak ada matahari, kamera ini menghasilkan kualitas video yang “gloomy”. Kualitas audio-nya cukup normal, mengingat kamera ini memiliki fitur active noise reduction, sayangnya, seperti yang sudah dijelaskan, kamera ini tidak dapat disambungkan ke mikrofon eksternal.

https://www.youtube.com/watch?v=VNwcA_2L3UM

https://www.youtube.com/watch?v=A8k5L5qA4ps

Overall, kamera ini cocok buat anda seorang adventurer yang ingin mendokumentasikan kegiatan outdoor anda, pengguna amatir ataupun kelas menengah.

7 thoughts on “Review: Sony HDR-AS50 Action Cam”

  1. Produk kurang mainstream biasanya memang terbatas untuk aksesorisnya :D

    Btw backsound-nya mengingatkan dengan Lagu “Tombo Ati” *gagal fokus* XD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.