Virus Corona: Efeknya Terhadap Budaya Cuci Tangan di Belanda

Pagi ini, saya mendapati dua benda ini di meja kantor:

Hand sanitizer

Diikuti dengan himbauan dari bagian Human Resource untuk selalu menjaga kebersihan tangan saat:

  • Sebelum meninggalkan rumah
  • Saat datang ke kantor
  • Setelah menggunakan toilet
  • Setelah bersalaman dengan klien
  • Sebelum makan, termasuk ngemil
  • Sebelum meninggalkan kantor
  • Saat sampai di rumah

Tidak hanya hand sanitizer di meja kantor, sabun cuci tangan mulai dipasang di wastafel toilet.

Hal ini mereka lakukan bukan tanpa alasan, ini semua karena virus Corona sudah masuk Belanda membuat warganya panik luar biasa, bahkan karena kasus ini harga masker menjadi naik hampir dua kali lipat.

Saya akan tetap waspada dengan virus Corona ini, tapi tidak akan panikan seperti orang Belanda, saya berkeyakinan seperti ini karena angka kematian akibat virus ini hanya 2%, itupun mayoritas mereka yang berusia tua dengan comorbid penyakit lainnya, artinya virus Corona belum mampu untuk membunuh manusia tanpa bantuan penyakit lainnya.

Tapi yang menarik, wabah Corona ini berhasil membuat orang Belanda untuk berperilaku lebih higienis terutama setelah dari toilet. Menurut survey dari GallUp International, Belanda merupakan negara dengan tingkat higienitas paling rendah di Eropa – hanya 50% masyarakat Belanda mencuci tangannya setelah dari toilet.

Mengapa bisa terjadi?

Saya pernah tinggal dengan keluarga Belanda, a couple with a 6-years old-child. Suatu saat anak tersebut lari ke toilet untuk buang air kecil, dan ibunya berteriak “jangan sampai air kencingnya kena tangan!“, dari kejadian itu bisa saya simpulkan bahwa budaya cuci tangan setelah buang air memang tidak pernah diajarkan oleh orang tua Belanda. Tidak hanya itu, karena budaya ini pula saya tidak pernah menemukan sabun cuci tangan di toilet dan saya sering melihat laki-laki langsung keluar dari toilet tanpa cuci tangan setelah mereka buang air kecil maupun besar.

Setelah ada kasus Corona di Belanda, baru saja empat jam saya bekerja, saya sudah mendapati banyak orang Belanda yang rajin cuci tangan baik menggunakan hand sanitizer maupun sabun sebelum melakukan aktivitas, saya harap kebiasaan ini terus berlanjut meskipun efek virus Corona telah selesai.

15 thoughts on “Virus Corona: Efeknya Terhadap Budaya Cuci Tangan di Belanda”

  1. Bah… Ternyata begitu. Semula saya kira semua negara di Eropa tergila-gila soal kebersihan. Yah, mungkin corona outbreak ini bisa jadi momen manusia sedunia buat introspeksi dan ngasih bumi kesempatan buat menghirup udara segar. :D

  2. Wah langsung berubah drastis ya mas, bagusnya ke arah positif :D semoga meski virus corona sudah berakhir nantinya, orang-orang Belanda tetap rajin cuci tangan :) nggak kebayang juga kalau habis buang air tapi nggak cuci tangan ehehehe.

  3. Lha di Belanda mah mending, harga masker cuma naik 2x lipat, kalo disini harga masker di pinggir jalan atau pasar yang biasanya cuma 1.000 sekarang jadi 5.000 Bambang, eh salah mas Anggie (maaf keceplosan.😂)

    Hahaha, saya ketawa bacanya, ternyata orang Belanda juga ngga bersih-bersih amat, 11 12 sama disini ya, tapi disini sih enak, jika ditanya kenapa kok ngga bersih, bilang aja warisan dari Belanda,

    Semoga sehat selalu disana mas Anggie. Kita tak perlu terlalu khawatir dengan virus Corona karena sebenarnya tidak terlalu mematikan, yang aku khawatirkan itu kalo tanggal tua mau ngutang ditolak semua.😂😂😂

  4. Wooww sangat septi yaa negri kincir angin ini. Tetapi apapun itu demi pencegahan virus Corona memang harus ektra bersih dan memakai tata cara seperti yang telah dijelaskan lengkap diatas.😊😊

  5. Ini bener gak kalau dinegara yang dingin rata-rata orang malas untuk cuci tangan. Sama halnya negara yang memiliki sumber daya air sedikit, cuci tangannya seadanya. Kalau ndak salah di media belanda lagi musim dingin, mungkin itu yang menyebabkan malas cuci tangan, hehe…

Tinggalkan Balasan ke Dirman Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.