Kepribadian

Dalam ilmu psikologi, persoalan kepribadian ini agak berbeda dengan yang sering didengar di dalam masyarakat, sehingga istilah ini menjadi kabur maknanya, kita mungkin sering mendengar seseorang berkata mengenai orang lain bahwa dia memiliki pribadi yang buruk sekali. Pernyataan ini sesungguhnya mengenai baik buruk atau benar salah yang berkaitan dengan norma nilai yang ada pada masyarakat itu.

Dalam psikologi persoalan kepribadian terlepas dari persoalan norma-norma/nilai dalam masyarakat. Psikologi tidak menilai tingkah laku itu baik atau buruk, atau salah satu benar dalam kaitannya dengan norma masyarakat. Penilaian demikian mungkin bisa dilakukan oleh seseorang yang mendalami filsafat, tapi bukan oleh seorang psikolog. Psikologi mempelajari tingkah laku sebagaimana apa adanya.

Rumusan tentang kepribadian ini bisa dibilang sangat beragan, dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap, dia berpendapat bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unui dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan atau norma dalam lingkungan. Kepribadian sendiri sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang supel diberikan atribut “berkepribadian supel”, orang orang yang ramah diberikan atribut “berkepribadian ramah”, dan kepada mereka yang pengecut, plin-plan, dan sifat negatif lainnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.

Pembentukan kepribadian amat kompleks dan arti kepribadian juga sangat luas, maka dari itu, kalau orang hendak menggambarkan kepribadian seseorang, dia harus membagi-bagi kepribadian tersebut dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur, berikut beberapa karakteristik yang dianggap penting untuk mengenali kepribadian seseorang.

  • Penampilan fisik, seperti penampilan dan pakaian yang digunakan
  • Suasana hati, seperti pemurung, pemarah, dan sebagainya.
  • Tingkat kecerdasan.
  • Minat dan bakat.
  • Sikap sosial.
  • Motivasi.
  • Cara-cara pembawaan diri. Contohnya sopan santun, banyak bicara, kritis, mudah bergaul, dan sebagainya. Cara pembawaan diri ini terlepas daripada isi atau materi yang dibawakan.
  • Kecenderungan patologis. Yaitu, tanda-tanda kelaian kepribadian seperti reaksi neurosis, phobia, psikosis dan sebagainya. Contohnya orang menjadi tidak tenang dan gelisah sekalipun tidak jelas apa sebabnya, mungkin orang yang bersangkutan mengalami kecemasan yang bersifat neurosis.

Bagaimana mengetahui kepribadian seseorang?

Pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang sering didengar oleh psikolog. Masyarakat sendiri pada umumnya selalu mengira bahwa psikolog bisa mengetahui kepribadian hanya dengan melihat seseorang, dan ada juga beberapa masyarakat yang tidak percaya psikolog, tapi percaya astrologi, dimana kepribadian seseorang bisa diketahui atas dasar tanggal kelahiran dan zodiak orang yang bersangkutan yang mana astrologi tidak pernah menjadi acuan seorang psikolog.

Psikologi juga tidak percaya pada tanda-tanda jasmani (seperti bentuk dagu, ukuran hidung, dan sebagainya) untuk menentukan kepribadian seseorang karena tidak adaa korelasi tanda jasmani dengan kepribadian seseorang.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian seseorang, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori analitik dari  Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, teori personologi dari Murray, teori psikoanalisis dari Sigmund Freid, dan sebagainya. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakah ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat sebagai berikut.

Kepribadian yang sehat

  1. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar.
  2. Mampu menilai diri sendiri secara realistik.
  3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksinya secara rasional. Contohnya apabila memperoleh prestasi tidak menjadi angkuh, jika mengalami kegagalan tidak menjadi stres ataupun frustrasi.
  4. Menerima tanggung jawab.
  5. Mandiri; dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, dapat mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan tingkat emosionalnya dalam menghadapi situasi depresi ataupun frustrasi secara konstruktif, positif dan tidak desktruktif (merusak).
  7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas berdasarkan pertimbangan secara rasional.
  8. Bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah lingkungannya, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi orang lain dan mengorbankan orang lain karena kekecewaan atas dirinya.
  9. Memiliki filsafat hidup; bisa mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidupnya, yang bisa berakar dari keyakinan agama atau lainnya.

Kepribadian yang tidak sehat

  1. Mudah tersinggung
  2. Sering merasa tertekan
  3. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda, atau terhadap binatang.
  5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
  6. Hiperaktif
  7. Memiliki kebiasaan berbohong
  8. Bersikap memusuhi semua yang memiliki perbedaan pendapat
  9. Senang mengkritik/mencemooh orang lain
  10. Sulit tidur
  11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  12. Pesimis dalam menghadapi kehidupan.

Referensi

  • Branca, Albert A., Psychologu the Science of Behavior, Chicago, Allyn and Bacon Inc.
  • Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta, Aswaja.
  • Koeswara, E. 1986. Teori – Teori Kepribadian. Bandung, Eresco.
  • Myers, Isabel B., 1980. Gifts Differing: Understanding Personality Type, Davies-Black Publishing.

3 thoughts on “Kepribadian”

Tinggalkan Balasan ke M. Riza Alifi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.