Arsip Kategori: Information Technology

Telegram atau WhatsApp?

Jawabannya adalah dua-duanya.

Whatsapp or Telegram
Source : https://www.dignited.com/23969/whatsapp-vs-telegram-feature-feature-comparison/

Di penghujung tahun 2018 ini saya “hanya” punya dua aplikasi pesan instan, WhatsApp dan Telegram, kedua aplikasi ini menggantikan peran BBM  dan Yahoo! Messenger yang sudah saya tinggalkan sejak lama. Ya, saya pernah punya akun LINE, WeChat, Viber, dan lain-lain tapi itu hanya untuk urusan eksperimental saja, kalau memang menemukan username saya disitu dan Anda coba kirim pesan dijamin tidak akan masuk ke gawai saya.

Lalu apa alasan saya menggunakan kedua aplikasi tersebut? Banyak teman-teman saya menggunakan WhatsApp, bahkan dari group keluarga, alumni 212 sekolah sampai grup kantor ada di WhatsApp semua, saking banyaknya inilah yang memicu saya menggunakan Telegram sebagai aplikasi pesan instan alternatif.

Lanjutkan membaca Telegram atau WhatsApp?

IPv6 Ready

Akhirnya, berkat bantuan Cloudflare, blog ini sudah IPv6 ready, alias memiliki DNS IPv6 tersendiri, ya walaupun web server aslinya tidak (belum) memiliki alamat IPv6.

Sebenarnya hal ini tidak terlalu penting, mengingat di Indonesia IPv6 belum terkenal, pengunjung dari Indonesia masih menggunakan IPv4, berbeda dengan di Eropa, beberapa free WiFi sudah implementasi IPv6, walaupun mereka tetap punya routing ke IPv4.

Lanjutkan membaca IPv6 Ready

Two Factor Authentication – 2FA

Belakangan ini kasus pencurian akun semakin marak, entah itu akun e-mail ataupun media sosial yang tentunya merugikan kita, sudah saatnya kita menambahkan satu lapis keamanan tambahan selain password yaitu two factor authentication atau biasa disebut juga dengan 2FA.

Langkah awal untuk dapat menggunakan fitur ini adalah mempersiapkan nomor ponsel anda, ya, fitur ini membutuhkan nomor ponsel anda dan pastikan nomor ponsel anda adalah nomor tetap, saya sendiri lebih suka menggunakan nomor Indosat saya, karena itu merupakan nomor tetap meskipun saya tidak tinggal di Indonesia, 2FA ini akan menggunakan nomor ponsel anda sebagai verfikasi awal.

Lanjutkan membaca Two Factor Authentication – 2FA

Cara Alternatif Mencegah Serangan Ransomware WannaCry selain Patch

Beberapa hari terakhir ini dunia disibukkan dengan eksisnya serangan Ransomware WannaCrypt atau WannaCry, menurut beberapa media, jenis serangan cyber ini bersifat  tersebar dan masif, serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting), yang bisa dikategorikan teroris siber.

Lanjutkan membaca Cara Alternatif Mencegah Serangan Ransomware WannaCry selain Patch

Samsung XPress M2020 Laser Printer

Akhirnya setelah sekian lama, saya kembali membutuhkan printer, tentu saja tujuannya untuk menulis tugas akhir, biasanya saya selalu membeli printer jenis inkjet, karena menurut saya, hasilnya cukup tajam dan warnanya cukup cerah, hanya saja kali ini semenjak saya tinggal di Rusia, saya tidak menemukan tempat untuk melakukan refill printer inkjet, dan saya diharuskan membeli cartridge original, saya sebagai orang ga ada kerjaan rasanya males sekali kalau harus beli yang asli :D hingga akhirnya saya memutuskan untuk membeli printer jenis monochrome laser.

Keputusan saya memilih printer jenis ini adalah kapasitas toner yang diklaim dapat mencapai 1000 lembar, berbeda dengan cartridge inkjet yang hanya mencapai 100-150 lembar.

Setelah saya survey di toko setempat, akhirnya saya membawa pulang printer Samsung XPress M2020 seharga 4500 RUB

Note: Sebenarnya saya maunya tipe M2020W dengan fitur Wi-Fi dan NFC, tapi barangnya sudah habis, dan saya sudah tidak mau menunggu terlalu lama :D

Samsung M2020
Tampak depan

Ini merupakan kali pertama saya membeli printer jenis monochrome laser, dan kesan pertama yang saya suka adalah bentuknya :D ya, printer ini minimalis, cocok untuk disimpan di meja kecil dan cocok untuk disembunyikan kalau ada teman yang mau numpang print.

Printer ini tidak memiliki banyak tombol dan indikator, cukup dua tombol, dan dua indikator, indikator pertama merupakan indikator paper out dan error lainnya, lalu ada tombol power untuk mematikan dan menghidupkan printer, setelah itu ada tombol yang menurut saya kurang berguna, yaitu tombol screenshot and print, tombol ini akan mencetak apapun yang ada di layar komputer, menurut saya, fitur ini lebih bermanfaat untuk printer berwarna, dan yang terakhir terdapat indikator toner, indikator ini akan berkedip jika toner yang dipakai mulai habis.

Kualitas dan kecepatan cetak

Samsung klaim bahwa printer ini dapat mencetak hingga 21 lembar per menit, cukup cepat untuk saya yang biasa pake inket printer yang ndut-ndutan :D

Untuk kualitas hasil cetakan, dengan konten hanya teks, tentunya hasilnya cukup memuaskan, bahkan saat saya coba cetak grafik yang saya ambil dari handout PowerPoint, dan foto pemandangan resolusinya masih cukup baik, hanya saja, jangan coba-coba cetak foto pacarmu, hasilnya buat saya agak menyeramkan :)

Berhubung ini printer laser untuk pemakaian personal, tentunya tidak ada konektor LAN, tidak ada fitur duplexer(cetak bolak-balik), dan hanya terdapat satu paper handling,  tapi untuk saya itu bukan masalah besar.

Toner

Printer ini menggunakan jenis toner Samsung MLT-D111S, dan Samsung kembali klaim bahwa kapasitas toner ini bisa mencapai 1000 lembar, inilah yang membuat saya memutuskan untuk membeli laser printer.

Saat saya beli, printer ini sudah pre-installed toner sampel yang hanya mampu mencetak kurang lebih 100 lembar.

Karena toner sampel akan saya gunakan untuk eksperimen, maka dari itu saya beli lagi toner untuk printer ini seharga 1250 RUB, buat saya ini cukup murah, mengingat harga cartridge hitam dan berwarna untuk inkjet mencapai 800-1000 RUB dengan kapasitas 100-150 lembar.

Overall, printer ini cocok untuk mahasiswa tugas akhri yang kerjaannya print revisi skripsi :p

 

 

Note: Artikel ini opini pribadi saya, saya tidak dibayar oleh siapapun.

Sinkronisasi Kontak Ponsel dengan Google Contacts

Kontak pada ponsel memang berharga, dia tentunya digunakan untuk menyimpan sekumpulan nomor telepon kerabat di ponsel. Saya masih ingat, dulu saya selalu menyimpan seluruh kontak di SIM Card, jika ganti ponsel, kontak yang ada di SIM Card dapat dibaca pada ponsel yang baru, simpel dan efisien. Disamping itu, backup kontak pada PC sangat dianjurkan, untuk mencegah resiko hilangnya ponsel yang berakibat hilangnya seluruh data pada ponsel.

Sekarang, teknologi Cloud Computing sudah merambah pada ponsel(atau menjadi smartphone), kita dapat menyimpan kontak di server, dan dapat diakses di mana saja selama perangkat tersebut memiliki akses ke Internet. Gadget hilang? Tidak masalah, kontak kita tidak akan hilang, :) selain itu kita juga dapat sinkronisasi kontak antara ponsel satu dengan ponsel lainnya. Berikut ini akan saya jelaskan cara Sinkronisasi Kontak dengan Google Contacts di tiga device(Blackberry OS, Android, dan iOS)

Lanjutkan membaca Sinkronisasi Kontak Ponsel dengan Google Contacts

Toshiba NB 520

Disclaimer: Tulisan yang saya buat kali ini bukan merupakan paid review, ataupun sejenisnya :p

 

Hampir 2 tahun notebook saya Acer Aspire Timeline 3810T menemani kemana saya pergi. Mulai dari rumah, berangkat ke kampus, ke emol, sampai ke rumah lagi, komputer jinjing kesayangan saya itu selalu ada di tas saya hampir setiap hari saya gunakan.

Sayangnya makin kesini, saya makin bragajulan alias sok sibuk, barang bawaan saya kian bertambah, dulu di tas saya hanya ada laptop dan beberapa buku dan alat tulis saja, sekarang di tas saya sudah ada beberapa barang dimulai dari laptop, sekumpulan buku tulis, buku cerita, bahkan kamus yang setebal dosa ada di tas saya. Tentunya menambah berat dosa bawaan yang saya pikul.

Maka dari itulah, saya mempertimbangkan untuk membeli benda yang namanya netbook. Sejatinya, saya tidak mencari netbook yang macem-macem, yang penting bisa ngetik, sedikit coding, dan presentasi. Oia, ketahanan batere juga merupakan prioritas utama, mengingat wilayah tempat saya menimba ilmu sering byar pet.

Pilih sana pilih sini akhirnya jatuhlah pilihan saya kepada netbook biru imut nan lucu Toshiba NB 520.

 

 

Menurut yang jual, netbook kecil ini bisa bertahan sampai 10 jam, setelah saya coba, netbook ini bisa bertahan 7-8 jam untuk penggunaan word processing, dan presentation, dalam kondisi Wifi tidak aktif. Untuk penggunaan browsing, chatting dan streaming netbook ini bisa bertahan 6-7 jam, yang cukup boros adalah saat aktivitas browsing menggunakan modem EV-DO saya, komputer ini hanya mampu bertahan 5 jam lebih dikit :( tapi menurut saya masih dalam tahap wajar. Prosesor yang digunakan adalah Intel Atom N2800 Duwal Core 1.86GHz dengan RAM 2GB. Sayangnya proses booting terasa agak lama :(

Layar dari netbook ini sudah menggunakan teknologi LED 10.1 dengan resolusi 1024×600. Cukup jernih dan cerah walau saya kadang harus menggulung layar sana sini saat browsing.

Netbook ini juga tidak berat, hanya 1 koma sekian kilo, tentunya tanpa piranti optikal. Port yang tersedia cukup standar, seperti USB 3 biji, VGA Out, Ethernet, Card Reader, jack stereo, dan Kengsington Lock, kalau-kalau anda mau gembok netbook ini di parkiran sepeda ;)

Oia, yang hebat dari notebook ini adalah fasilitas Sleep and Charge, fasilitas ini memungkinkan kita melakukan charging peralatan kita yang berbasis USB melalui port USB netbook ini walau dalam kondisi netbook mati. Tinggal hubungkan peralatan yang akan dicharge ke port USB sebelah kiri, dan walla, perangkat itu akan menghisap batere netbook dan melakukan aktivitas charging. Selain itu, ada juga fasilitas Sleep and Music, fasilitas ini memungkinkan kita dapat menggunakan speaker harman/kardon yang ada di netbook untuk digunakan sebagai ‘speaker eksternal’ perangkat lain, tentunya bisa digunakan walau dalam kondisi netbook mati ;), tinggal hubungkan iPod atau MP3 player ke jack audio saja :)

Kekurangan? Tentu ada ;) hal yang sedikit saya kurang suka adalah tata letak keyboard dan speakernya, tombol “~” berada di samping tombol “alt” membuat saya sering salah pencet saat hendak menekan kombinasi “alt+xxx” dan posisi speaker ada tepat dimana tangan kita mendarat saat melakukan aktivitas mengetik, itu membuat suara yang keluar dari speaker tertahan tangan, dan satu lagi, yang ini sebenarnya  saya tidak suka dari OS-nya Windows 7 Starter.. Tidak bisa ganti wallpaper :(

 

Sisanya netbook ini pas buat menemani saya jalan-jalan kesana kemari ;) dan netbook ini bisa ditebus seharga sekitar US$ 320

Bermain dengan nDrive 11 di Samsung Galaxy Y

Well, saya katanya orang Bandung, tapi, saya memiliki kelemahan yang memalukan bagi orang Bandung, yaitu tidak hafal dengan jalanan yang ada di Bandung, entah mengapa. Contohnya, beberapa hari yang lalu saya berangkat dari rumah hendak ke daerah Salman, ITB, sialnya saya menyempatkan diri untuk muter-muter dulu di daerah Pasteur, bertanya sana dan sini, hingga 3 jam kemudian akhirnya saya berada di jalan yang benar :D

Nah, orang ndeso seperti saya ini butuh perangkat yang namanya GPS, tapi, namanya mahasiswa bragajulan, mencari device GPS yang murah(sukur-sukur gratis), akhirnya saya memberdayakan ponsel Android mumer bin asbun saya, Samsung Galaxy Y yang sudah memiliki hardware GPS terintegrasi dan aplikasi pemandu jalan nDrive 11.

Aplikasi nDrive for Android ini bisa kita beli dengan harga EUR 29.99 lengkap dengan peta Indonesia dan Filipina, berhubung orang Indonesia banyak akal, saya bisa mendapatkan aplikasi ini lengkap dengan peta Indonesia, Singapore, dan Malaysia seharga cendol dan rate, thanks gan :))

 

 

 

 

 

Kalau kita perhatikan, interface dari nDrive ini cukup user friendly, semua icon dibuat dalam ukuran besar(berguna untuk menghindari kesalahan tap), dan menu dibuat sangat lengkap namun sederhana, saya sendiri bahkan dapat mengoperasikan aplikasi ini cukup dengan satu tangan(kecuali mengetik) saat mengemudi dengan kecepatan sangat rendah.

 

 

 

 

 

Sama seperti device GPS lainnya, nDrive ini bisa memandu kita sampai ke tempat tujuan, ciamiknya, beberapa lokasi g403L penting di Bandung sudah ada dalam peta yang berukuran 100MB ini, dan rutenya bisa kita pilih, ada 3 pilihan, fastest, shortest, dan pedestrian mode. Sayangnya, dalam kondisi jalan di Bandung, ketiga pilihan ini tidak ada bedanya :p

Oia, secara default, panduan yang diberikan aplikasi ini diucapkan oleh mbak-mbak dalam Bahasa Inggris, tidak seperti device GPS yang lain, aplikasi ini tidak begitu cerewet, memang, dia mengingatkan beberapa ratus meter sebelumnya jika rute yang ditempuh mengharuskan kita berbelok ke arah tertentu, tapi, jika kita melanggar rute yang dia berikan, dia hanya diam sambil melakukan “recalculating”, sesekali menyuruh kita memutar balik :))

Bagaimana dengan penempatannya? Sebenarnya banyak yang jual dudukannya, tapi berhubung saya males beli terlalu kreatif, awalnya saya simpan di panel speedometer seperti ini

 

 

 

 

 

 

 

 

Sayangnya, penggunaan hardware GPS terlalu lama membuat ponsel saya mengeluarkan panas yang berlebih, hingga akhirnya saya pindahkan ke panel dashboard seperti ini

 

 

 

 

 

 

 

 

Lumayan, dengan bantuan AC, ponsel ga terlalu panas :)